Mengenal Endometriosis
Apa itu
endometriosis ?
Endometriosis adalah penyakit peradangan berupa timbulnya jaringan
abnormal menyerupai endometrium dan memicu reaksi peradangan.
Endometriosis diketahui dapat ditemukan pada 6-10% perempuan usia
reproduktif.
Apa saja
gejalanya ?
Gejala tersering yang dikeluhkan adalah nyeri dan/atau infertilitas.
Nyeri yang dimaksud meliputi :
-
Nyeri haid
(dismenorea) à paling sering dikeluhkan. Sering dimulai sebelum menstruasi muncul,
dan terus bertahan selama menstruasi berlangsung atau bahkan lebih lama.
-
Nyeri panggul à nyeri hebat pada daerah panggul selama lebih
dari 6 bulan yang dapat berakibat tidak mampu melakukan aktivitas sehari-hari
-
Nyeri senggama
(dispareunia) à terjadi sebelum menstruasi yang kemudian terasa semakin nyeri di awal
menstruasi
-
Sulit hamil
(infertil)
-
Mual muntah saat
haid
Apa saja
pemeriksaannya ?
1.
Pemeriksaan fisik
Nyeri panggul,
massa di panggul dan nodul pada pemeriksaan dalam
2.
Pemeriksaan USG
3.
Laparoskopi
(operasi dengan teropong)
Digunakan untuk
menegakkan diagnosis dan sekaligus pengobatan
Bagaimana
tatalaksana dari Endometriosis ?
Penatalaksanaan endometriosis hingga kini prinsipnya terdiri dari 2
pilihan yaitu konservatif dan bedah. Setiap tata laksana memiliki indikasi yang
berbeda, seperti usia pasien, ada atau tidak nya massa, serta pertimbangan
keinginan untuk memiliki anak.
1.
Tata Laksana
Konservatif Endometriosis
Endometriosis
dikatakan sebagai penyakit yang bergantung pada estrogen sehingga pengobatan
yang diberikan salah satu pilihannya adalah menggunakan obat yang menekan
hormon.
a. NSAIDs
Efek samping yang biasa muncul seperti mual,
muntah, diare, tukak lambung yang bisa dikurangi dengan mengkonsumsi obat
bersama dengan makan atau susu.
b. Pil Kontrasepsi Kombinasi
Pil KB Kombinasi mencegah ovulasi dan menstruasi
sehingga mengurangi nyeri yang ditimbulkan. Pil bermanfaat untuk remaja dan
wanita dengan keluhan yang ringan
c. Progestin
Hormon ini bekerja sebagai anti-estrogen yang
menghambat penebalan endometrium. Progestin ada dalam beberapa sediaan :
tablet, injeksi, alat kontrasepsi dalam rahim (Mirena) dan implan (Implanon).
Efek samping : kenaikan berat badan, retensi
cairan, mual, depresi, rasa lelah
d. Agonis GnRH
Agonis GnRH tersedia dalam bentuk injeksi dan
nasal spray
Efek samping berupa gejala terkait menopause
seperti berkurangnya kepadatan tulang. Meskipun kepadatan tulang akan kembali
bila terapi dihentikan, untuk meminimalisir makan pemberian agen ini dibatasi
paling lama 6 bulan.
2.
Tatalaksana Bedah
Indikasi
tatalaksana bedah pada endometriosis ditujukan pada kelompok berikut :
1.
Pasien dengan nyeri
panggul
a. Tidak memberi respon, mengalami penurunan, atau
memiliki kontraindikasi untuk terapi medis
b. Memiliki gangguan adneksa akut (adnexal torsion atau
pecahnya kista ovarium)
c. Memiliki penyakit invasif berat yang melibatkan
usus, kandung kemih, ureter, atau saraf panggul
2.
Pasien dengan atau
diduga memiliki endometrioma ovarium
a. Pasien dengan ketidakpastian diagnosis dimana
mempengaruhi tatalaksana (seperti dengan nyeri panggul kronis)
b.Pasien dengan infertilitas dan faktor yang
terkait (contoh: nyeri atau massa pelvis)
·
Laparoskopi
Laparoskopi adalah prosedur pembedahan yang tidak
begitu invasif, dilakukan dengan tujuan diagnostik dan menghilangkan lesi
endometriosis. Risiko dari prosedur ini terkait dengan tindakan bedah dan bius,
yang biasa muncul ialah nyeri serta rasa tidak nyaman di perut dan bahu.
·
Laparotomi
Jika diduga endometriosis atau perlengketan yang
ada cukup luas atau laparoskopi sulit dilakukan, maka dilakukan irisan yang
lebih lebar pada dinding perut yang disebut laparotomi
·
Histerektomi
Jika gejala menetap dengan terapi medikamentosa dan terapi bedah konservatif, maka dipertimbangkan histerektomi, yaitu pengangkatan rahim dan semua lesi endometriosis.